Menjadi mahasiswa bukan berarti
menjadi manusia bertahtakan kebebasan sebagaimana yang sering
didengungkan ketika seorang murid SMA hendak menapaki dunia kampus.
Dunia kampus bukanlah dunia kebebasan seorang manusia dimana ia bebas
memilih dunia masa depannya. Memang benar jika dikatakan bahwa hidup ini
adalah pilihan. Memilih apakah setelah menjadi mahasiswa seseorang itu
hendak menjadi baik atau buruk, intelek atau awam, agamis atau hedonis,
creator atau follower, inventor atau destroyer, pengejar cita-cita atau
pengkhayal, dan berbagai macam pilihan hidup lainnya. Tentunya
pilihan-pilihan tersebut jika dilihat dengan kacamata nurani manusia
yang masih bersih pada dasarnya bukanlah pilihan. Namun, seorang manusia
yang ingin sukses kehidupan dunia dan akhiratnya wajib memilih pilihan
pertama diantara pilihan-pilihan di atas. Saya adalah manusia yang baik,
intelek, agamis, creator, inventor, pengejar cita-cita, dan
pilihan-pilihan lain yang membangun diri dan karakter kita sebagai
manusia produktif.
Yang perlu dicatat sebelum melanjutkan membaca artikel ini,
bahwasanya artikel ini bukanlah semata-mata hendak ditujukan bagi murid
SMA yang akan menapaki dunia kampus, atau mahasiswa yang baru saja
mencium aroma dunia kampus, tetapi artikel ini ditujukan bagi siapa saja
yang tertarik dengan pencapaian karakter diri seorang mahasiswa yang
sukses. Termasuk mahasiswa tengah semester, semester akhir, atau yang
telah bergelar mantan mahasiswa.
Seorang yang ingin sukses dan berprestasi dalam menggapai kehidupan,
baik dunia maupun akhirat, harus mempunyai misi hidup yang dibimbing
oleh dinul haq. Misi hidup merupakan awal dan buah dari fantasi dan
mimpi besar yang disebut visi. Misi merupakan penerjemahan visi,
fantasi, dan mimpi besar kita. Visi adalah perasaan bahwa kita ditantang
oleh dunia untuk membuat jejak langkah kita di sana, melalui kekuatan
ide, kepribadian, sumber diri dan keinginan kita. Visi adalah perasaan
yang komprehensif tentang posisi, arah, dan cara hidup untuk meraih
tujuan, dan apa yang akan kita lakukan ketika tujuan kita raih.
Dalam buku motivasi “10 Kebiasaan Muslim yang Sukses” karya Dr.
Ibrahim bin Hamd Al-Qu’ayyid disebutkan bahwa menuliskan misi hidup
adalah dengan berorientasi dan bertolak belakang pada tiga hal, yaitu
kualitas iman, kualitas kerja (keahlian, produktifitas, dan
profesionalisme), serta kualitas hubungan positif dengan orang lain.
Iman menjadi perhatian pertama yang mau tidak mau harus dipegang sebagai
prinsip. Iman yang di dalamnya mencakup tauhid kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala harus menjadi barometer langkah kita ke depan.
Bagaimana tidak, setiap visi dan misi yang kita hujamkan di dalam benak
kita tidak diperkenankan menabrak sendi-sendi tauhid. Tidak
diperkenankan melanggar syari’at meskipun sebesar debu yang kecil
dinilai oleh mata manusia. Misal saja, seseorang mempunyai visi menjadi
entrepreneur/wirausahawan muslim berkelas dunia. Namun dalam pencapaian
misinya, karena meninggalkan ilmu (dien) dan sibuk dengan urusan
dunianya (visi hidupnya), akhirnya ia lalai dalam menjalankan misinya
dengan menempuh jalur-jalur keuangan ribawi dengan alasan kemudahan
transaksi. Dalam hal ini, berarti ia tidak konsisten dalam menjalankan
misinya guna meningkatkan kualitas iman kepada sang Khaliq.
Tidak diragukan lagi, berarti iman merupakan penunjuk grafik yang
sensitif dalam hidup kita. Kadang-kadang grafiknya naik disebabkan oleh
ilmu dan ibadah, tetapi di saat lain turun disebabkan oleh kelalaian dan
sikap meremehkan. Inti barometer semangat tidaknya seseorang dalam
mencapai puncak prestasi adalah penunjuk grafik tersebut yang dipacu
untuk terus bergerak naik, kemudian mencari metode serta cara guna
menjaga gerakan konstan grafik tersebut agar terus naik dari bawah ke
atas.
Adapun kualitas kerja, yang erat kaitannya dengan sektor pekerjaan
atau keahlian adalah mencakup pekerjaan atau tugas yang kita kerjakan
untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain. Tingkat produktifitas
dalam bekerja menjadi penunjuk grafik yang kedua dalam kebiasaan
mencapai misi hidup sebagai upaya mencapai puncak prestasi.
Orang yang tidak berubah dan tetap berada pada tingkat standar
(rendah)nya dalam bekerja, atau dalam produktifitas, atau dalam
tugas-tugasnya, dan tidak mau berusaha mengembangkan dan meningkatkan
kualitas dirinya maka dia akan tetap berada pada posisi tertentu, atau
tugas tertentu, atau penghasilan tertentu yang tidak mungkin berkembang.
Adapun orang yang cekatan dan memiliki mobilitas tinggi, yang menekuni
pekerjaannya untuk merealisasikan hasil kerja terbaik, maka dia akan
terus belajar, selalu menjaga profesionalisme, terus mencari peluang
untuk meningkatkan produktifitasnya.
Hubungan sosial adalah persoalan penting dalam hidup manusia. Bahkan
tidak bisa digambarkan wajah kehidupan ini tanpa adanya hubungan sosial
yang terus menerus dengan sesama. Di rumah, kampus, kos-kosan,
masyarakat secara umum kehidupan kita tidak lain adalah sekumpulan
hubungan sosial, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Ketika
hubungan sosial itu positif, fungsional, dan harmonis maka hidup kita
menjadi lebih banyak memberi, produktif, dan penuh kerelaan.
Jadi, tiga hal di atas harus saling berkait tanpa meninggalkan satu
diantara yang lainnya. Namun yang perlu diingat, visi dan misi hidup
tidak cukup hanya diingat di dalam benak kita. Ia harus dituangkan dalam
tulisan dan digoreskan dengan pena, sehingga menghujam dan senantiasa
teringat dalam benak kita. Dengan itu, semangat dalam menjalankan misi
guna mewujudkan visi yang kita targetkan akan benar-benar terarah dan
tidak terlupakan ketika kita disibukkan dengan urusan-urusan kehidupan
yang lain.
Contoh misi hidup dari seseorang mahasiswa yang mempunyai visi menjadi Cendekiawan Muslim yang tangguh:
1.Ikhlas beribadah kepada Allah Ta’ala dan ittiba’ (mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam) dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
2.Menuntut ilmu dien dengan istiqomah di samping menuntut ilmu dunia (kuliah), dengan mempelajari kitab para ulama salafush shalih, kemudian beramal dengannya.
3.Menguasai Bahasa Arab sebagai bekal memahami dinul Islam.
4.Memenej waktu untuk tekun dalam kuliah dan menjaga kontinyuitasnya.
5.Berorganisasi dan bersosial dengan masyarakat kampus dan tempat tinggal (kos).
6.Mencari informasi dunia kerja sejak dini guna memacu semangat berprestasi dalam belajar.
7.Melatih diri berwirausaha secara sederhana guna menempa kepribadian yang tangguh.
8.Berakhlak yang baik kepada orang lain dengan sesuatu yang saya senang ketika mereka memperlakukan saya.
Tidak mudah memang menjalankan misi untuk menjadi seorang yang
sukses dunia akhirat. Semuanya membutuhkan pengorbanan dan kekuatan yang
utuh, bukan dengan sekedar mengkhayal tanpa action. Sesungguhnya
besarnya balasan sesuai dengan besarnya ujian. Jadi usaha yang keras dan
sungguh-sungguh insya Allah akan membuahkan hasil yang menakjubkan
pula. Sesungguhnya manusia hanyalah hamba yang mampu merencanakan,
adapun hasilnya kita serahkan kepada Allah Ta’ala.
Apakah sekarang sudah siap beraksi dengan visi misimu? Segera ambil
pena dan tuliskan visi misimu saat ini juga jika belum mempunyai. Atau
bagi yang ingin memperbaharui visi misi yang telah ada, jangan tunda
sampai besok! Jangan lupa untuk menempelkannya di dinding kamarmu atau
simpan di dalam dompetmu agar senantiasa teringat ketika membacanya.